0821 - 4308 - 1367

Rumah Baanjung, Rumah Adat Banjarmasin

Rumah Baanjung, Rumah Adat Banjarmasin

Di daerah kalimantan selatan terdapat rumah adat yang dikenal dengan Rumah Bubungan Tinggi atau Rumah baanjung, rumah adat kalimantan selatan baanjung adalah jenis rumah yang menjadi ciri khas dari rumah tradisional di daerah kalimantan ini. Pada saat zaman kerajaan, rumah ini merupakan sebuah bangunan inti dalam sebuah istana.

Rumah ini biasa digunakan ileh raja dan keluarganya tingga, tetapi sejak pada tahun 1850 dibangun juga beberapa bangunan dengan fungsi masing – masing. Asal mula nama “Bubungan Tinggi” mengarah pada atap yang terbilang tajam yang dimana memiliki 36 derajat kecuraman, desain rumah adat baanjung ini tentu memerlukan banyak budget yang diperlukan untuk membangun rumah ini maka dari itu hanya orang kaya saja yang dapat membangun rumah tersebut. Tetapi sejak tahun 1930-an sampai saat ini, banyak orang banjar yang membangun rumah tradisional ini. Hal ini dikarenakan membutuhkan budget yang lebih, sehingga banyak orang yang memilih type rumah yang lebih terlihat “modern”.

Perbedaan jenis dan arsitektur rumah adat baanjung kalimantan selatan sesuai dengan kepercayaan yang dianut, yaitu memiliki kepercayaan kaharingan pada suku dayak, bahwa alam semesta yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu alam atas dan alam bawah. Rumah bubungan tinggi merupakan lambang mikrokosmos dalam makromos yang besar. Pemilik seperti tinggal diantara dunia atas sama dunia bawah, berikut beberapa desain rumah dari rumah adat Baanjung kalimantan selatan menurut sinanarsitek.com

Daftar Isi :
Dwitunggal Semesta
Rumah Baanjung di Pohon Hayat
Tawing Halat

Dwitunggal Semesta

Saat zaman agraris, rumah dipercaya sakti hal ini dikarenakan dipercayai sebagai tempat bersemayam oleh para dewata di rumah adat dari suku Dayak bukit yang dimana digunakan rumah virtual. Pada saat kerajaan hindu istana merupaka simbol kekuasaan atau sebagai lambang dari kosmos mikro.

Pada karakteristik ukiran naga yang diukir dari rumah bubungan tinggi terdapat ciri khas yang ditemukan, seperti pahatan naga yang menyimbolkan sebagai alam bawah sedangkan pahatan burung enggang gading menyimbolkan dengan alam atas.

Rumah Baanjung di Pohon Hayat

Rumah Baanjung di Pohon Hayat

Bentuk rumah banjar ini memiliki bubungan yang terbilang tinggi dengan atap yang memaksakan tinggi ini merupakan ciri khas dari “pohon ayat” yang menjadi simbol dari kosmis, pohon hayat menjadi simbol dari dimensi salah saru kesatuan dari seluruh kesatuan semesta.

Ukiran yang ada di tanaman yang subur di tawing halat atau biasa disebut dengan seketeng, merupakan ciri khas fikosofi sebagai “pohon kehidupan” oleh masyarakat dayak yang dinamakan dengan batang garing. Didalam keyakinan kaharingan yang dulunya pernah ada dalam kehidupan masyarakat kalimantan selatan.

Tawing Halat

Ruangan didalam rumah adat banjar bubungan terbilang tinggi menjadi sebuah ruangan yang bersifat privasi dan semi privasi, di antara ruang penampik terlihat luas sehingga dapat digunakan sebagai palidangan yang bersifat privasi dipisahkan oleh tawing halat yang artinya “dinding pemisah” atau biasa disebut dengan dinding.

Jika terdapat acara selamatan adat wayang kulit suku banjar makadinding ini terteletak di bagian tengah sehingga bisa dibuka sehingga menjadi garis pemisah trasparan diantara dua dunia luar dan dalam menjadi terlihat terbuka. Ketika antara wayang sampir maka tawing halat menjadi pembatas antara dalam dan luar menjadi terlihat terbuka.

Share post:

Leave A Comment

Your email is safe with us.